13 trend kegagalan merk


(branding)1. Kegagalan Elemen Merek

Masalah buruknya penanganan elemen-elemen merek seperti nama, logo, slogan, kemasan, karakter dan symbol, juga menjadi penyebab sebuah merek harus hengkang dari pasaran. Seperti kita lihat, banyak marketer yang menganti logo dan slogan mereknya dan mengabaikan konsistensi pewarnaan logo atau corporate color, yang berakibat buruk pada perkembangan merek itu sendiri. Konsistensi akan menimbulkan loyalitas.Sebaliknya ketidakkonsistenan elemen merek akan menjegal loyalitas terhadap merek tersebut.

Kegagalan elemen merek lebih terkait kepada kegagalan pemasar dalam meramu bauran pemasaran menjadi satu kesatuan dan terintegrasi sehingga menghasilkan merek yang berkualitas. Banyak pemasar ternyata tidak bisa membuat elemen elemen marketing miix menjadi satu kesatuan dan terintegrasi sehingga akhirnya merek yang dihasilkan menjadi tidak sempurna. Bahkan banyak yg hanya me too dan tidak sedikit yang menghasilkan marketing mix yg cenderung destruktif sehingga membuat ekuitas merek terdilusi.

2. Kegagalan STP

Ini adalah hal yg paling mendasar dan sering terjadi. Bahkan banyak pemasar tidak mengerti tentang STP dan sering langsung menyusun program marketing mix tanpa tahu mengenai apa strategi segmentasi mereka, kemana target mereka dan janji apa yang mereka tawarkan ke pasar> Akibatnya banyak pemasar yg karena tidak mengerti siapa target mereka kemudian ngawur menetapkan elemen marketing mix mereka<, dan tidak sedikit yg salah melakukan error positioning seperti janji terlalu berlebihan,janji kerendahan,jmembuat janji yang membingungkan konsumen serta janji yang diragukan oleh konsumen.

3. Kegagalan ide

Ada 2 kesalahan dalam mensreening ide yaitu go error dan drop error. Go error artinya kita meneruskan ide yang salah , dan drop error berarti kita membuang ide yang sebenarnya bagus.Banyak pemasar melakukan keslahan ini, tetapi kegagalan ide juga bisa disebabkan oleh top management atau owner yang terlalu memaksa ide ide favorit mereka, padahal dari hasil penelitian dan temuan didapatkan hasil negatif.Setelah nantinya kalau gagal di pasar kemudian mereka berusaha menyalhkan brand manager atau product manager untuk mencari kambing hitam. Jadi para pemasar harus berani menolak walaupun di paksa oleh top managemen mereka, karena kalau gagal berarti menorehkan tinta hitam di karir mereka.

4. Kegagalan menganalisis pasar

Kegagalan menganalisis pasar merupakan hal yang sering terjadi dan biasanya banyak yang menganggap hal ini tidak penting. Padahal para pemasar tidak dapat menentukan STP yg bener kalau tidak melakukan analisis pasar secara benar. STP harus dihasilkan dari analisis pasar yang akurat. Hal hal yang harus dianalisis adalah analisis ke konsumen,analisis ke pesaing, analisis ke produk, analasis pasar dan lingkungan.Michael Porter bahkan menyebutkan ada 5 kekuatan yang harus dianalisis yaitu : kekuatan tawar menawar buyer, kekuatan supplier, pesaing yang ada, pendatang baru dan kekuatan produk pengganti. Kelima kekuatan inilah yang akan menentukan keberhasilanm sebuah merek.

5. Kegagalan brand extension

Brand extension adalah suatu cara dimana kita memakai merek yang sama untuk diperluas ke produk kategori yang lain. Biasanya pemasar cenderung ,mengembangbiakkan mereknya tanpa suatu struktur yang jelas. Mereka sering kali lupa bahwa jika ingin melakukan perluasan merek maka merek yang diperluas harus merek yang ekuitas mereknya sudah kuat. Merek yang ingin diperluas tidak boleh merek tsb sudah ”over extension ”, mereka juga sering kali lupa bahwa image awal dari merek mereka belum tetntu bisa diperluas ke product kategori yang lain. Sehingga kita mestinya harus menciptakan hasil dari brand extension kita menjadi ”The Good or More Good” tetapi kebanyakn hasilnya adalah ”The Bad or The Ugly” bahkan ada yang menjadi ”More ugly”.

6. Kegagalan PR

Sering kali orang lupa tentang artinya Marketing PR, padahal MPR merupakan program program yang dibangun untuk membangun dan memelihara serta menaikkan image dari merek atau perusahaan. Banyak pemasar yang hanya masuk pada tataran membangun image atau mencuptakan image , tetapi banyak yang lupa tentang bagaimana memelihara serta menaikkan image.Apalagi kalau kita berbicara mengenai image repositioning, banyak pemasar yang tidak mengerti, sehingga jika produknya ada masalah, maka penanganannya mebnjadi amburadul.MPR yg buruk akan mengakibatkan jatuhnya image merek yang akhirnya akan menjatuhkan merek tersebut

7. Kegagalan komunikasi merek

Kegagalan komunikasi merek lebih disebabkan ketidaktahuan kita mengenai apa esensi dari komunikais merek. Kalau kita berbicara ,mengenai komunikasi merek berarti kita tidak hanya bicara mengenai periklanan, tetapi kita berbicara mengenai Integrated Marketing Communication, berbicara bagaimana seorang pemasar harus mengharmonisasi kegiatan kegiatan bauran komunikasi seperti : iklan,sales promotion,personal selling, public relation dan online marketing, bagaimana mengintegrasikan bauran komunikasi tersebut sehingga tercipta communication outcomes yang akan terlihat dari communication response index.

8. Kegagalan Mengubah merek

Merubah merek harus dilakukan dengan hati-hati , banyak kasus perubahan merek tidak membaw ahasil yang diharapkan. Jika dilakukan dengan tergesa gesa pasti fatal akibatnya. Jika mau melakukan perubahan merek, maka pastikan nama merek anda memang sudah bermasalah,asosiasi mereknya banyak yang negatif, atau karena harus mengikuti kebijakan strategi global.Salah satu syarat lainnya adalah pada saat merubah merek jika pesaing terdekatnya sangat kuat atau hampir sama perolehan market sharenya ,maka sebaiknya dihindari perubahan merek tersebut.Tetapi jika pesaing terdekat memiliki market share yang tidak besar, maka perubahan merek tidak akan terlalu beresiko. Lihat saja contoh perubahan merek yang berhasil dari sofell dan hansaplast, yang berani melakukan perubahan merek walaupun sebenarnya asosiasi merek awal yaitu sari puspa dan tensoplast masih bagus.

9. Kegagalan Teknologi

Banyak merek yang gagal juga karena produknya memiliki kompleksitas yang tinggi. Salah satu faktor penghambat adopsi merek oleh konsumen adalah faktor complexity. Konsumen merasa rumit dalam penggunaan produk tersebut, apalagi kalau target marketnya tidak well educated, sehingga konsumen merasa produk tersebut tidak user friendly.Makanya pemasar harus memperhatikan faktor faktor yang menghambat tingkat adopsi konsumen yaitu produk tsb harus memiliki relative advantage di banding pesaing, compatibility,complexity,divisibility,dan innovation’s communicability.

10. Kegagalan terhadap budaya pasar

Banyak pemasar yang terlalu memaksakan konsep globalisasi murni dimana semua program pemasaran dipaksakan masuk ke negara yang dituju. Untuk pasar Indonesia, individualisasi masih berlaku, artinya jika mau masuk ke indonesia maka program-prohgram pemasaran harus disesuaikan dengan kondisi kebudayaan lokal. Bukan hany STP nya yang harus dianalisis kembali, tetapi semua elemem marketing mix harus diosesuaikan dgn kondisi lokal. Think globally, act locally adalah hal yang harus dianut.Pemasar jangan terjebak dengan semua permainan dan konsep global yang mungkin gagah untuk diucapkan, tetapi gagal dalam mencetak market share dan profit.

11. Kegagalan pelayanan merek

After sales service merupakan suatu keharusan apalagi bagi produk produk yang menggunakan teknologi maju. Produk produk otomotif dan elektronik yang mengabaikan after sales service biasanya kandas ditengah jalan, demikian juga dengan perusahaan lainnya , service minded menjadi keharusan, karena sebenranya semua perusahaan adalah service company.

12. kegagalan sebagai pemain tunggal

Pemasar yang bermain sendiri akan sulit membuat pasarnya menjadi besar , disamping tentu saja biaya yang dikeluarkan juga akan besar. Edukasi pasar membutuhkan dana yang besar , sehingga perlu mengajak pemain lain untuk masuk untuk bersama sama mempercepat akselerasi pertumbuhan pasar. Pemain tunggal harus berupaya memancing pemain lain untuk masuk dengan menginformasikan incentif pemasaran ke pasar sehingga menaikkan attractiveness market, tentu saja ada resiko yang muncul jika yang masuk itu adalah big player serta fast follower tentu akan membahayakan posisi kita dip asar. Hendaknya sebelum melembar incentif pemasaran ke pasar maka pemasar hendaknya memperkuat posisi merek di pasar sehingga pondasinya sudah kuat.

13. kegagalan merek renta

Merek renta adalah merek yang sudah tua serta loyo, tidak punya semangat lagi । Merek ini selalu memandang dirinya telah banyak pengalaman dan tidak mau berubah, tidak mau mengikuti perkembangan pasar, menganggap dirinya lebih banyak pengalaman di banding dengan merek lain. Merek ini harus disadarkan tentang pandangan dirinya yg sallah tentang market, tentang persaingan, tentang segala-galanya, sehingga jika pemilik merek nya telah sadar, maka langka revitalisasi merek harus segera dilakukan.Jika tidak , maka merek tsb mengalami brand myopia, dan dipastikan akan hancur.


dikutip dari>> http://darmadidurianto.net/2010/02/13-tren-kegagalan-merek/


Read more