Merangkul Blogger untuk Promosi Brand


Beberapa bulan lalu Toyota-Astra Motor mengundang beberapa blogger untuk menghadiri launch Corolla Altis. Blogger (mungkin) dianggap bisa menyuarakan secara lebih personal apa yang dialaminya. Tentunya dengan harapan para pembaca blog tersebut ikut tahu dan tertarik dengan apa yang disampaikan blogger tersebut.

Tren ini ternyata terus berlanjut. Belum sebulan berlalu, sudah ada 2 event berbeda yang turut mengundang blogger. Konferensi pers yang dilakukan Pond’s kala peluncuran iklan berseri Bunga Citra Lestari ikut pula mengundang beberapa blogger sosialita (baca: gaul). Tak berapa lama kemudian, Sunsilk dengan Krisdayanti mengundang blogger yang sama untuk datang pada peluncuran buku “Hidup Tak Bisa Menunggu.”

Semua penyelenggara event ini berharap para blogger mau menuliskannya dengan sukarela di blog masing-masing. Tentunya dengan cara pandang masing-masing blogger. Terserah apakah tulisan itu bernada positif atau negatif, semua dikembalikan ke setiap blogger. Bahkan, kalau pun tidak ada blogger yang menuliskan pengalamannya, mereka pun tidak akan memaksa.

Bentuk lain namun dengan harapan hasil yang relatif sama adalah dengan meminta para blogger menuliskan advertorial di blognya. Blogger dibayar untuk melakukan review untuk suatu produk atau program promo yang diselenggarakan oleh brand. Produk atau detil program promo dikirimkan kepada para blogger, yang lalu diminta untuk menuliskan pengalamannya melalui sebuah tulisan di blog. Tentunya, isi tulisan dibebaskan. Terserah cara pandang dan pengalaman masing-masing blogger.

Semua kegiatan promo dalam blog itu punya tujuan serupa, yakni membangun buzz atau word of mouth. Semakin banyak blogger yang menuliskan hal tersebut, semakin ramai topik itu diperbincangkan dalam blogosphere. Semakin ramai diperbincangkan, brand yang dibicarakan pun menjadi semakin populer. Selanjutnya, tinggal kelihaian dari brand sendiri (atau agency komunikasi yang mewakilinya) untuk ikut aktif berbicara di dalam setiap blog tersebut, sehingga percakapan bisa terus terjadi secara positif.

Seperti yang diungkapkan oleh Hermawan Kartajaya di tulisan terbarunya tentang New Wave Marketing, promosi satu arah seperti yang dilakukan melalui TV, radio, ataupun media cetak, sudah tidak cukup lagi. Konsumen tidak mudah percaya begitu saja apa kata brand. “Kebenaran” yang ada tidak lagi dari sisi brand saja. Mereka lebih percaya bila “kebenaran” itu terjadi melalui percakapan yang setara antara pihak brand dan konsumennya.

Apa yang dituliskan seorang blogger seakan-akan bisa mengklarifikasi keraguan konsumen. Konsumen menjadi lebih percaya akan brand tersebut karena sudah ada orang lain yang mentestimonikan pengalamannya.

Sekarang pertanyaannya, apakah benar para blogger ini bisa memberikan dampak positif seperti yang diekspektasikan oleh brand? Apakah proses percakapan antara brand dan konsumen benar-benar terjadi?

Berdasarkan pengamatan dari beberapa komentar di blog seputar liputan atau advertorial, ternyata brand belum memanfaatkannya secara maksimal. Mereka masih berdiam pasif memantau setiap komentar, tanpa bertindak memelihara percakapan. Blog sepertinya masih dianggap hanya sebatas media semata. Sepanjang blogger sudah menuliskan pengalamannya, sudah dianggap cukup. Isi komentar dan balasannya masih belum terlalu dipedulikan.


Dikutip dari>>  http://media-ide.bajingloncat.com/2008/11/18/merangkul-blogger-untuk-promosi-brand/

1 comments:

Rere mengatakan...

thanks infonya..
liat blog ku y..
http://rheerey.blogspot.com/

Posting Komentar